Minggu, 27 Mei 2018

Polemik

Nama : Novia Fauziyah Kurnia Setiawan
NIM : 1164010113
Kelas : BKI 4 C
Mata Kuliah : Kaifiyat Mujadalah

Indonesia tak Luput dari Serbuan Mobil Tiongkok
(Tanggapan terhadap tulisan Didih Hudaya)
Oleh : Novia Fauziyah Kurnia Setiawan

Meningkatnya pengangguran masyarakat Indonesia sebanyak 10.000 per tahunnya menjadikan Indonesia darurat pengangguran apalagi ditambahnya dengan Indonesia yang menjadi peringkat ke-3 tertinggi di Asia Tenggara. Tentu hal ini membuat kita miris mendengarnya. Kita mengetahui bahwa penangguran disebabkan oleh minimnya lapangan pekerjaan, kurang berkualitasnya sumber daya manusia, kurangnya tingkat modal para Investor Indonesia untuk membuat lahan di negeri sendiri serta mindset masyarakat Indonesia yang kurang berminat untuk menjadi Entrepeneur dibanding menjadi pegawai tetap. Point – point tersebut membuat Indonesia semakin tergerus dengan oleh investor luar negeri semisal China, Jepang dan Amerika yang menaburkan benih modal di negeri tercinta kita ini. Apalagi ditambah dengan Presiden Jokowi yang memberikan kebijakannya untuk investor luar negeri agar bisa menanam saham di Indonesia. Hal tersebut dilakukan dengan dalih masyarakat Indonesia bisa mendapatkan pekerjaan dari dibukanya investasi bebas tersebut. Tapi jika kita telik, apabila kita tunduk pada kebijakan tersebut dan tidak berupaya untuk menanggulangi dampaknya, maka kita akan tergerus dan menjadi pegawai yang dipekerjakan di tanah sendiri dan tunduk pada masyarakat asing. Sangat miris sekali bukan?
Memang Indonesia sangat cocok jika dijadikan lahan uang, dikarenakan masyarakatnya memiliki sifat konsumtif yang tinggi. Hal tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat asing sebagai kesempatan untuk mendapatkan keuntungan lebih di usahanya. Keadaan tersebut bisa diminimalisir dengan ditekannya sifat konsumtif masyarakat Indonesia, mereka bisa membuat alternatif dengan cukup membeli barang-barang ataupun karya dari bangsa sendiri, atau dalam negeri. Hal demikian dapat membuat investor berfikir ulang untuk menanam saham di Indonesia karena kurang ketertarikan bangsanya sendiri terhadap produk luar negeri dan lebih tertarik pada mobil Wuling dan Sokon yang diusungnya.
Indonesia kini sendiri seakan merasa bangga dengan dirambahnya lahan mereka untuk menjadi sumber ekonomi dari masyarakat luar negeri, tetapi apabila kita telik, maka kemungkinan – kemungkinan terburuk akan semakin terjadi, seperti menjadi pegawai di tanah sendiri dan tunduk pada kekuasaan investor asing.
Dengan adanya investor luar negeri memang dapat menekan tingkat pengangguran yang ada di Indonesia, akan tetapi jika kita terus membiarkan hal tersebut terjadi maka Indonesia akan terus dan terus dikuasai oleh luar negeri.  Kesalahan persepsi pula menjadi bibit kemunduran masyarakat Indonesia, mereka berfikiran bahwa lebih baik menjadi pegawai tetap pada sebuah perusahaan dibandingkan dengan membuat suatu lahan pekerjaan atau wiraswasta. Keadaan ini dimanfaatkan oleh luar negeri untuk membuat lahan pekerjaan di Indonesia. Karena kita bisa lihat, Indonesia cenderung memiliki kuantitas bukan kualitas. Lalu dengan hal apa kita bisa menanggulanginya? Masyarakat Indonesia sebaiknya merubah mindset dan meningkatkan motivasinya untuk menjadi seorang pengusaha. Bukan hal yang sulit jika kita memiliki keinginan yang kuat.
Sebaiknya pemerintah sendiri peduli dan memberikan modal bagi masyarakat atau pelajar Indonesia yang berhasil menunjukkan karyanya seperti saat dulu Mobil Esemka yang dielu – elukan. Tapi bagaimana keadaannya kini?  Bukannya pada saat itu pemerintah sendiri yang saat itu masih menjabat sebagai walikota Solo ikut mempromosikannya?  Tapi mengapa kini mobil tersebut seakan tenggelam tergeser oleh mobil luar negeri seperti dari Tiongkok?  Jika kurangnya investor yang berminat untuk memberikan modal, maka pemerintah bisa terus berusaha agar investor tertarik dengan karya anak bangsa. Bukan membuat seakan hal tersebut tenggelam. Dengan membiarkan hal tersebut terjadi berarti bisa dikatakan Indonesia kurang memberikan dukungan bagi anak bangsa, bukan hanya dari materiil tapi dari non materiil. Jika adanya dua faktor tersebut, maka Indonesia bisa lebih maju dan menekan tingkat Investor Luar Negeri yang terus melonjak naik.
Kurangnya sumber daya manusia yang mumpuni dalam bidang kualitas pun kerapkali menjadi sorotan. Sebaiknya anak bangsa yang berpotensi dalam bidang – bidang tertentu didukung olrh fasilitas yang menunjang pula seperti pelatihan, modal dan dukungan. Dengan terealisasinya solusi kekurangan Indonesia dari serbuan mobil atau teknologi luar negeri maka kita pasti akan menekan semua kemungkinan yang buruk dari fenomena tersebut. (Sumber berita : Pikiran Rakyat. Jum'at, 11 Mei 2018)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas Besar ICT

Holaaa, ini link Tugas Besar ICT 2018 saya. Boleh disimak, tapi jangan dicopas:) terimakasih TubesICT_Novia Fauziyah KS_F7