Sabtu, 18 November 2017

Makalah Tugas Akhir Pengantar Psikologi

MAKALAH
MENGEMBANGKAN PRIBADI PENERUS BANGSA DENGAN DITERAPKANNYA MATA PELAJARAN PMP (Pendidikan Moral Pancasila)
Diajukan untuk memenuhi tugas Pengantar Psikologi
Dosen Pengampu :
Dede Lukman, S.Sos.I.,M.Ag












Disusun oleh   :
Novia Fauziyah Kurnia Setiawan             (1164010113)




BIMBINGAN KONSELING ISLAM II C
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG

2017






KATA PENGANTAR


   Segala puji bagi Allah Tuhan semesta Alam,Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjunan Nabi Besar Muhammad SAW. Saya bersyukur,karena makalah ini dapat tersusun dengan baik,walaupun pasti ada kekurangan dalam makalah ini.
 
  Makalah ini telah saya susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan banyak bantuan dari buku-buku yang telah saya baca sebelumnya,juga dari artikel yang saya cari lewat internet. Tak lupa,saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dosen Dede Lukman S.Sos.I.,M.Ag atas tugas yang beliau berikan kepada saya,karena hal tersebut membuat saya bisa menggali ilmu lebih banyak lagi tentang Pengantar Psikologi ,khususnya mengenai “Mengembangkan Pribadi Penerus Bangsa dengan diterapkannya mata pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila). Untuk itu saya berterima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi terhadap selesainya makalah ini.
 
          Terlepas dari itu,saya menyadari banyaknya kekurangan dari makalah yang telah saya buat ini,baik itu dari segi kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu,saya sangat menerima kritik dan saran para pembaca yang tentunya akan membangun makalah-makalah selanjutnya menjadi lebih baik lagi.

  Akhir kata,saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menginspirasi bagi para pembaca semua,Aamiin Yaa Robbal Alamin.


Bandung,11 Juni 2017
                                                                                                    

                                                                                                                             Penyusun


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................... 1
Daftar Isi ....................................................................................................................... ......2
BAB I Pendahuluan
1.1  Latar Belakang .................................................................................................. 3
1.2  Rumusan Masalah ............................................................................................. 3
1.3  Tujuan ............................................................................................................... 3

BAB II Pembahasan
2.1  Pengertian PMP ................................................................................................ 5
2.2  Waktu sebaiknya penerus bangsa diberikan mata pelajaran PMP..................... 5
2.3 Cara penerapan PMP ke dalam pribadi penerus Bangsa.................................... 8
2.4 Tujuan diterapkannya PMP............................................................................... 9

BAB III Kesimpulan
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 10
            3.2 Saran ............................................................................................................... 10

Daftar Pustaka .................................................................................................................. 11
           





BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

      Makalah ini saya tujukan khususnya para mahasiswa ataupun umum yang ingin mengetahui tentang Pengantar Psikologi,yang pada kesempatan kali ini saya menggabungkan mata kuliah ini dengan mata pelajaran lain yakni PPKn. Kali ini saya akan membahas khususnya mengenai Mengembangkan pribadi penerus bangsa dengan diterapkannya mata pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila). Dimana sebagian dari kita belum tahu mengenai mata pelajaran ini. Apalagi masyarakat kini tidak terlalu mementingkan hal seperti ini,yang mana pelajaran seperti ini ialah mata pelajaran yang penting bagi moral penerus bangsa. Sebagaimana kita ketahui,mata pelajaran PMP sudah dihilangkan,akan tetapi ada wacana atau permintaan dari Walikota Bandung Ridwan Kamil yang meminta kepada pemerintah pusat agar bisa menerapkan PMP(Pendidikan Moral Pancasila) kembali menjadi mata pelajaran wajib di sekolah yang bertujuan agar bisa memperbaiki moral anak bangsa. Saya yang setuju dengan wacana dari walikota ini membahas mengenai dampak positifnya diadakan kembali mata pelajaran PMP yang dikolaborasikan dengan pada masa apa penerus bangsa diberikan mata pelajaran PMP,dan tujuan apa yang akan didapatkan jika PMP kembali diterapkan. Yang juga akan membuat para pembaca yakin moral anak bangsa akan lebih baik jika PMP ini kembali diterapkan di masa sekolah. Sekilas mengenai PMP kini,pelajaran mengenai Pancasila ini hanya ‘ditempel’ kepada mata pelajaran PPKn yang telah mencakup ajaran pancasila di dalamnya. Padahal mata pelajaran PMP ini sangat penting untuk membentuk pribadi penerus bangsa yang selama ini telah tergerus oleh modernisasi yang semakin berkembang pesat,tak hanya itu yang menjadi penyebab penerus bangsa menjadi turun moralnya yakni karena kurangnya pengetahuan mereka mengenai pentingnya menghargai kemerdekaan dan juga kurangnya dari mereka mendapatkan bimbingan pada saat mereka kecil. Sebagai pribadi yang peduli akan perkembangan penerus bangsa Indonesia kini,saya disini akan membantu para pembaca semua agar bisa menolong penerus bangsa dengan cara membina pribadi diri mereka khususnya di lingkungan sekolah dengan mata pelajaran PMP.

1.2  Rumusan Masalah

Yang akan dibahas di dalam makalah ini antara lain :
a.       Apa yang dimaksud dengan PMP?
b.      Kapan sebaiknya para penerus bangsa diberi mata pelajaran PMP?
c.       Bagaimana penerapan mata pelajaran PMP dapat mempengaruhi pribadi penerus bangsa?
d.      Adakah tujuan diterapkannya moral pancasila dalam kehidupan sehari-hari?

1.3  Tujuan

Mengetahui makna dan arti dari :
a.       Pengertian dari PMP
b.      Mengetahui waktu sebaiknya penerus bangsa diberi mata pelajaran PMP
c.       Mengatahui cara penerapan PMP kepada pribadi penerus bangsa
d.      Mengetahui tujuan diterapkannya PMP sejak dini












BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Pengertian PMP
      Pada kurikulum tahun 1975 istilah Pendididkan Kewarga Negara diubah menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang berisikan materi pancasila sebagaimana diuraikan dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Perubahan ini sejalan dengan misi pendidikan yang diamanatkan oleh TAP MPR II/MPR/1973.  Mata pelajaran PMP ini adalah mata pelajaran yang wajib untukSD,SMP,SMA,SPG dan Sekolah Kejuruan.
      Dengan berlakunya Undang-Undang nomor 2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional yang menggariskan adanya muatan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan,sebagai kajian wajib kurikulum semua jalur,jenis dan jenjang pendidikan (Pasal 39) . Tahun 1994 pemerintah mengakomodasikan misi baru dengan memperkenalkan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganergaraan atau PPKn.
      Kurikulum PPKn 1994 mengorganisasikan materi pembelajarannya bukan atas dasar rumusan butir-butir nilai P4,tetapi atas dasar konsep dasar yang berdasarkan dari P4 dan sumber resmi lainnya yang ditata dengan menggunakan pendekatan spiral meluas atau spiral of concept development.

2.2  Waktu sebaiknya penerus bangsa diberikan mata pelajaran PMP
      Saya disini akan meneropong dari sisi psikologi. Yang mana dalam Psikologi,membahas pada saat kapan sebaiknya penerus bangsa(anak-anak masa kini) diberikan mata pelajaran yang bisa mengubah perkembangan dirinya.
      Pada saat penerus bangsa atau masa perkembangan anak waktu memasuki masyarakat diluar keluarga,perkembangan anak sangatlah pesat pada usia sekolah ini. Mengingat bahwa lingkungan keluarga sekarang tidak lagi mampu memberikan fasilitas untuk mengembangkan fungsi-fungsi anak,terutama fungsi intelektual dalam mengejar kemajuan jaman modern ,masa anak memerlukan satu lingkungan sosial baru yang lebih luas,berupa sekolahan,untuk mengembangkan semua potensinya.
      Dari sanalah kita mengetahui bahwa masa-masa anak berada di sekolah merupakan masa perkembangan yang sangat penting bagi perkembangan anak. Yang mana pelajaran di sekolah itu sangat penting bagi masa perkembangan anak untuk mengembangkan diri terutama dengan diterapkannya mata pelajaran PMP,akan memperkenalkan anak sebagai makhluk sosial dan sebagai penerus bangsa. 
      Ada pula teori lain,yang membuktikan bahwa masa sekolah ialah masa yang sangat besar pengaruhnya pada anak sebagai individu dan sebagai makhluk sosial dimana dalam arti lain,masa ini ialah masa baik diterapkannya mata pelajaran PMP semestinya. Dari lingkungan keluarga yang sempit,anak sekarang memasuki lingkungan sekolah yang amat luas,yang mempunyai situasi dan kondisi berbeda dari lingkungan keluarga. Di sekolah ini hasil-hasil kebudayaan bangsa dan zamannya akan ditransformasikan ataupun ditransmisikan pada diri anak. Dengan pengoperan hasil budaya tadi,diharapkan anak bisa mempelajari produk-produk kultural bangsanya,untuk kemudian mampu bertingkah laku sesuai dengan norma-norma etis dan norma sosial lingkungan sekolah.
      Adapun menurut William Stern,yang mana membagi pengamatan ke dalam empat masa. Penulis menganggap bahwa waktu yang pantas agar anak mendapatkan pendidikan moral yang benar ialah pada masa pengenal perbuatan,saat usia anak menginjak 8 sampai 9 tahun atau masa Sekolah Dasar. Dalam masa ini anak telah memperlihatkan perbuatan manusia dan hewan.  Yang berpengaruh kepada perbuatan moral anaknya dimana pada masa ini pula anak-anak mencari pedoman hidup dalam menjadi makhluk sosial.
      Adapun pada masa umur anak lainnya,yakni pada masa Pubertas (Usia 14-18 tahun). Pada masa ini,seorang anak tidak lagi hanya bersifat reaktif,tetapi juga anak mulai aktif mencapai kegiatan dalam rangka menemukan dirinya(akunya),serta mencari pedoman hidup untuk bekal kehidupannya mendatang. Kegiatan tersebut dilakukannya penh semangat menyala-nyala tetapi ia sendiri belum memahami akan hakikat dari sesuatu yang dicarinya itu. Tentang masa-masa pubertas,E.Spranger,menyebutkannya ada tiga aktivitas,yakni :
a.       Penemuan aku
b.      Pertumbuhan pedoman kehidupan
c.       Memasukkan diri pada kegiatan kemasyarakatan
      Pada kegiatan anak dalam rangka penemuan akunya itu anak mulai menyadari akan keberadaan dirinya,yang lebih dalam dibanding pada sebelumnya.
      Pada kegiatan pencarian pedoman hidup,anak puber sudah mulai aktif dan menerima akan norma-norma susila(etis) juga norma agama,estetika. Tetapi bentuk pengakuan tersebut masih terbatas pada kondisi dirinya. Dalam kegiatan keluar ia masih menggantungkan pada orang lain.
      Pada kegiatan dalam kemasyarakatan anak puber mengenal segala macam corak kehidupan masyarakat tetapi anak belum sempurna pengetahuannya untuk membedakan atau menyeleksinya. Semua dianggapnya sebagai sesuatu yang menyatu dalam dirinya,kemudian ia pun aktif memasuki corak dan ragam kehidupan tersebut. Maka tidaklah mengherankan anak puber sering menampakkan sikap-sikap yang kontroversial dalam masyarakat tertentu.
      Bisa kita simpulkan,pada masa remaja,penerus bangsa ini mulai bisa memilah dan memilih norma-norma yang ada. Oleh karena itu,dengan diterapkannya kembali PMP dalam kurikulum pendidikan,akan menyebabkan penerus bangsa lebih siap dalam menghadapi kehidupan bermasyarakat yang berpedoman terhadap pelajaran yang diterimanya di sekolah yang berbasis pancasila(PMP).
      Bisa kita lihat,dengan tidak adanya pendidikan Moral Pancasila dalam pembelajaran anak masa sekolah membuat sebagian anak lebih menurun moralnya dibanding anak-anak zaman dahulu yang diberi mata pelajaran PMP. Seakan anak pada zaman sekarang tak mempunyai pedoman untuk bermasyarakat,karena seperti kita tahu,PMP atau hal-hal yang berhubungan dengan pancasila hanya ‘menempel’ pada mata pelajaran PKn,yang tak dibahas sepenuhnya. Dan juga karena tak adanya PMP ini,anak-anak sekarang seolah tak menghargai kemerdekaan,dengan menggunakan kebebasan sebebas-bebasnya tanpa menghargai perjuangan pahlawan zaman dahulu,mereka kini cenderung menyalahgunakan kebebasannya dalam kehidupan sehari-hari. Yang bisa kita lihat penyimpangannya.

2.3  Cara penerapan PMP ke dalam pribadi penerus bangsa
      Pendidikan sangat penting bagi penerus bangsa kini,yang mana akan membantu agar tiap individu mampu menjadi anggota kesatuan sosial manusia,tanpa kehilangan pribadi masing-masing.
      Pada masa kanak-kanak,anak didik di taman kanak-kanak secara psikophisis,mereka di dalam masa realisme naΓ―f. Pengetahuan tentang Pancasila cukuplah bila mereka dapat menjawab apa itu Pancasila. Yang materinya ialah sila-sila dalam Pancasila yang harus diucapkan secara benar,baik urutannya maupun susunan kalimatnya. Untuk itu diperlukan cara-cara tertentu,seperti dinyanyikan,atau diucapkan dalam bentuk syair. Sehingga tidak akan pernah keliru lagi pada saat mereka dewasa nanti.
      Saat anak berusia hingga 12 tahun,kehidupan anak sudah memasyarakat. Pengetahuan Pancasila sudah harus lebih dikembangkan sampai anak dapat menjawab Mengapa Kita harus berpancasila. Perlu ditanamkannya Pancasila sebagai alat pemersatu,karena kita sendiri tahu bahwa masyarakat Indonesia itu sangat beragam sekali. Pada masa ini,anak-anak harus dibiasakan untuk menerapkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,dan dari sini perlu bimbingan dari Guru yang mana akan menuntun muridnya untuk mencapai sila yang manapun lewat bahan pengajarannya.
      Saat menginjak usia 18 tahun,para remaja harus sudah sampai kepada taraf Bagaimana kita harus ber Pancasila. PMP yang sudah diterapkan hingga dahulu sudah bisa dijadikan pedoman dalam kegiatan bermasyarakat. Bukan sebagai kitab sucinya,melainkan sekedar pedomannya saja. Misalkan, menerapkan perbuatan yang merupakan manifestasi dari penghayatan atas Tuhan Yang Maha Esa,bagaimana memperlakukan seseorang secara adil dan beradab,bagaimana usaha-usaha membina bangsa agar tidak mudah tergoyahkan lagi persatuannya sebagai bangsa,bagaimana melaksanakan demokrasi lewat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,dan bagaimana bertindak adil sesuai dengan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,harus benar-benar nyata dapat dilihat pengaplikasiannya.

2.4  Tujuan diterapkannya PMP sejak dini
      Bisa kita lihat kini,masyarakat sekarang ataupun pemuda pemudi kini hanya sekedar memupuk ilmu yang berlebihan, sementara ia sendiri tidak mampu mengorganisir pengetahuannya untuk dapat diamalkan,yang biasa disebut Pengangguran Intelektual,yang akan menambah beban masyarakat,yang seharusnya dipimpinnya sebagai orang yang mempunyai pengetahuan yang lebih daripada masyarakat lainnya. Merekalah yang seharusnya dapat dimintai bantuan untuk mendapatkan lapangan kerja bagi mereka yang membutuhkan yaitu dengan mengamalkan ilmunya di lapangan. Tegasnya mereka akan berani berwiraswasta,mandiri,dapat membantu orang lain,melancarkan jalannya pembangunan,memperbaiki moral bangsa dll.
      Jika PMP diterapkan maka fakta nyata yang saya ungkapkan diatas mengenai pengangguran intelektual mungkin akan bisa sedikit teratasi. Karena mereka sendiri mengetahui secara nyata arti Pancasila yang sebenarnya dan juga menjadikannya sebagai pedoman hidup agar bisa menjadi masyarakat yang lebih baik dengan moral dan tujuan yang baik sebagai makhluk sosial.




BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
            Mata pelajaran PMP adalah mata pelajaran yang mengajarkan mengenai Pancasila dan kemudian menerapkannya dalam moral bermasyarakat. Dengan dihilangkannya PMP,moral bangsa Indonesia semakin menurun dibandingkan zaman dahulu. Karena seakan-akan mereka tak mempunyai pedoman sebagai makhluk sosial.
            Masa sekolah ialah masa yang tepat untuk menerapkan PMP,yakni diberikan pada masa Kanak-Kanak,atau anak Taman Kanak-Kanak(TK) dengan tingkat materi yang sesuai dengan umurnya. Yang mana jika diterapkan sejak dini,akan menyebabkan anak lebih mengerti mengenai Pancasila yang sebenarnya hingga bisa diterapkan sebagai pedoman bermasyarakat sebagaimana makhluk sosial sebenarnya. Tak henti sampai disitu,tetapi PMP juga harus dipelajari hingga anak berusia 18 tahun,dan diterapkan dalam bermasyarakat. Agar tak bertambahnya masyarakat yang menjadi pengangguran intelektual(kaya akan pengetahuan,tetapi tidak diterapkan sehingga hanya bisa meminta pekerjaan tanpa membuka lapangan pekerjaan).

3.2 Saran
            Dalam penyusunan makalah ini tentu terdapat berbagai kekeliruan dan kekurangan sebagaimana fitrah saya sebagai manusia, tempat salah dan lupa.
Oleh karena itu, dengan setulus hati saya mengharapkan apresiasi pembaca sekalian untuk menyampaikan saran dan kritik demi perbaikan makalah di masa mendatang.

                                                   





DAFTAR PUSTAKA


Sujanto,Agus, Lubis,Halem. Hadi,Taufik. 2014.  Psikologi Kepribadian, Jakarta : PT.Bumi Aksara.

Ahmadi,Abu. Soleh,Munawar. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas Besar ICT

Holaaa, ini link Tugas Besar ICT 2018 saya. Boleh disimak, tapi jangan dicopas:) terimakasih TubesICT_Novia Fauziyah KS_F7