Pernah dibully? jawabannya pernah. Saya pernah dibully saat kelas 8 MTs, lantaran saya awalnya akan memberitahukan pada guru bahwa teman-teman kelas saya telah mencontek. Dan, banyak sekali yang membully saya, mulai dari "Kamu so pinter banget ya. Mentang-mentang murid baru, deket sama guru." atau "So deket banget ya kamu sama guru." atau "Kamu tuh jangan so pinter, nov. Nanti kamu malah di jauhin sama temen-temen sekelas gara gara sikap kamu kayak gini. Belum tentu orang lain nerima kamu giniin. Jangan caper lah jadi orang!" asalkan kalian ketahui, mereka yang berani ngelabrak aku itu cowok semua berjumlah 10 orang lah, yang notabene mereka antek mencontek di kelas. Saya saat itu di posisi duduk paling belakang, jadi sasaran empuk banget lah ya buat ngebully tanpa di ketahui orang. Kemana siswi perempuan lainnya? mereka cuma berani ngelaporin doang ke siswa laki-laki tanpa berani labrak saya. Walaupun ada sebagian cewek yang bela aksi nekat saya ngelaporin yang nyontek, tapi saya tahu mereka gak akan merasa berdaya kalau berhadapan dengan para cowok yang bully saya. Kebayang lah ya saat itu, saya jadi sasaran 1:10. Gak ada yang bela ataupun ngedeketin, saat itu pokoknya merasa sendirian. Entah kemana gebetan yang saat itu saya sukai, pokoknya dia pun menjadi salah satu yang ingin protes terhadap aksi saya, tapi dia gak bisa (LOL).
Bisa disimpulkan lah ya kalau itu adalah salah satu dari bully secara verbal. Mental saya langsung down disana, gak ada yang support ataupun bela. Saya nangis disana, gak ada yang berusaha nguatin.hehe positive thinking aja, saya dulu kan murid baru jadi gak semua siswa tahu saya dibully, lagian kelas saya waktu itu diujung.
Kalau dibully secara non-verbal, dulu pernah diledek dan dianggap so pinter sama yang lain (masih di kelas yang sama). Malah provokatornya sampai nyembunyiin sepatu saya sebelah entah dimana, saya khawatir dan cemas lah disana. Untungnya ada temen yang bantu cariin. Serius, stress berada di kelas itu, malah saya pernah berencana pindah kelas tapi gak diizinin, dikarenakan saya terlanjur dibanggakan dan dijadikan unggulan oleh wali kelas, jadi kalau saya pindah, beliau gak ada siswa yang bisa diunggulkan di kelasnya.
Bukan hanya itu, kelas X dan XI pula saya pernah dibilang "so aktif" "so pinter(masih sama)" "so deket sama guru" ataupun "halah, paling nilainya juga berapa." dan yang paling drop itu dikala saya dapat nilai kecil, pasti ada yang ketawa puas dibelakangnya. Sakit lah ya.wkwk malah disana saya merasa mental down lagi, nangis tapi gak bisa karena malu. Akhirnya dipendem dan nilai jadi turun, keaktifan di kelas juga turun, sampe wali kelas nanyain "ada apa dengan Novia?"
Jika diambil dari sebuah cerita saya gini, bisa disimpulkan bahwa bully dalam berntuk apapun itu bisa banget buat orang jadi down bahkan drop mentalnya. Bisa sampe turun prestasinya, gak percaya diri, takut, pesimis, bahkan gak semangat belajar lagi karena takut diomongin.
Bahkan jika orang yang dibully tersebut gak berani move up, dia bakal terus aja di titik terendah, tanpa bisa atau berani lagi untuk meningkatkan prestasinya. Kelihatannya sepele memang ya, apalagi cuma dari kata-kata, tapi please buka mata, makanya ada pribahasa itu pasti ada maksudnya. Ya, peribahasa "mulutmu, harimaumu" tajam walau sepele itulah ucapan. Jadi kalau mau kritik, boleh. Asalkan dengan cara dan kalimat yang sopan, bukan seenak diucapan aja.
Sekilas aja sih ya pengalaman terbully dari saya, mungkin bisa dijadikan bahan pertimbangan kalau mau mengkritik orang, agar tidak adanya korban dari perkataan yang tajam ini. Terimakasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar