Cukup di Sudut Ini
"Itu buat siapa Fiq? " mataku seolah menginterupsi
pada kotak berbalut kertas kado berwarna biru yang sedari tadi dijinjingnya.
"Oh ini? Buat
Lia. Bagus gak kalau aku beri dia jam tangan baby G? " tanyanya bersemangat.
Seutas senyum terkembang di wajahku "Bagus, dia pasti
suka"
"Semoga aja ya, Ris. "
"Iya. Kapan kamu mau kasih ke Lia? " tanyaku
berbasa basi agar tak menampakkan rasa cemburu di depannya.
"Pulang sekolah. Sekarang mau kumpul dulu sama
anak-anak. Cabut dulu ya! " Fiqri pun pergi dari arah pandangku. Ya,
hingga kini Fiqri tak tahu akan perasaanku. Bagaimana bisa ia menjadi berbalik
memiliki rasa padaku padahal ia saja mendekatiku untuk sekedar bercanda.
Mungkin aku terlalu berharap pada seorang Fiqri yang padahal ku tahu bahwa ia
telah memiliki seorang kekasih yang selalu disayanginya, aku pun mengenal
perempuannya tersebut. Pernah satu waktu, perempuannya itu cemburu atas
interaksi kami berdua, mau tidak mau aku harus menjelaskan kejadian yang
sebenarnya padanya. Karena semenjak kejadian itu, Fiqri menjadi berbeda padaku,
dan yang kudengar, Fiqri lost contact dengan dirinya semenjak kejadian itu.
Begitu besar pengaruhnya dalam hidup Fiqri bukan? Dan dia adalah Lia, sosok yang beruntung bisa
dekat dengan Fiqri, pantas saja jika Fiqri memilihnya, bisa dikatakan Lia
adalah paket komplit dari tipe yang memang diidamkan oleh Fiqri sejak lama.
Jadi wajar saja jika hingga kini aku tak memiliki celah sedikitpun untuk
berharap agar Fiqri berbalik arah padaku dan aku bisa mengartikan setiap
perhatiannya selama ini sebagai sebuah rasa sayang. Jika diperhatikan, aku lah
yang selalu bersikap tak tenang saat Fiqri sedang sakit, akulah yang selalu
mendengar tawa dan ocehannya tiap hari, akulah yang selalu menerima gombalannya
di setiap waktu. Lalu mengapa Lia yang seolah berada jauh darinya yang bisa
mendapatkan posisi di hati Fiqri?
Sungguh tak adil sebenarnya.
Tapi nyatanya, tak ada posisi yang bisa kumasuki untuk
berada di dekatnya. Seberapa besar usahaku untuk menjadi seseorang yang diinginkannya, tak akan bisa menggantikan
posisi Lia di hidupnya. Jadi aku bisa apa untuk merubah kenyataan tersebut?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar