Senin, 29 Mei 2017

Untuk Mamah



Terucap rasa syukur,saat bisa menjadi kedua putri darimu.
Rasa kebanggaan selalu hadir di hidup kami,karena kami mempunyai seorang ibu yang tegar,kuat,dan baik hatinya.
Tak hanya menjadi seorang ibu,kau bahkan bisa menjadi teman bagi kami. Kau selalu mendengarkan apa-apa yang telah kami alami di kehidupan luar sana.
Kau bahkan tak ayal memberikan nasihat terbaik yang tak kami duga,sehingga kami merasa tenang saat mendengar jalan keluar yang didapat olehmu dari pahit dan manisnya kehidupan yang telah kau tapaki.
Sudah belasan tahun juga kau menjadi penopang tubuh kami saat kami tak kuat akan cobaan yang dapat menggoyahkan tekad yang ada.
Kini bertambah usia mu,kami harap kau menjadi Hamba Allah yang lebih baik lagi,menjadi “Mamah” yang selalu ada untuk kami,menjadi istri yang lebih baik lagi,dan apa-apa yang diinginkanmu dapat terijabah.
Do’akan kedua anakmu ini agar bisa membanggakanmu,dan bisa menjadi alasan dari tangis bahagiamu kelak nanti. Terima kasih atas segala jasamu yang telah mendukung kami hingga kini bisa berjalan di atas jalan yang kami inginkan. Aamiin Allahuma Aamiin~
Dari Anakmu,
(Novia Fauziyah Kurnia Setiawan dan Aprilia Hanifah Kurnia Setiawan)

Untukmu



UNTUKMU,CINTAKU
Cintaku,yang namanya masih tertulis di lauhul mahfudz
Disini aku sedang menjaga hatiku
Menjaga agar hanya kau lah yang sepantasnya memiliki hatiku
Dan Cintaku,tahukah engkau disini aku sedang memantaskan diri
Memantaskan diri agar engkau kelak tak sia-sia memiliki diriku

Cintaku,yang masih belum ku tahu siapa dirimu
Aku memang tak akan se sholehah Fatimah Az-zahra saat menjadi istri Sayyidina Ali
Dan mungkin aku tak akan bersikap sedewasa Aisyah saat menghadapi segala peristiwa
Aku pun mungkin tak akan melebihi rasa setia Siti Khadijah yang selalu mendukung Rasulullah dibelakangnya
Tapi aku akan berusaha merubah sikapku,untuk menjadi istri shoehah sebagaimana orang-orang di sekitar Rasulullah

Cintaku,yang kelak di kemudian hari akan meminta diriku dari ayahku
Andai kau tahu,aku sangat menunggu waktu terindah itu tiba
Waktu dimana kau menyebut namaku dalam setiap lantunan ijabmu
Waktu dimana aku akan mengeuarkan air mata bahagia
Waktu dimana aku akan memulai hidup nan indah denganmu
Dan menjadi istrimu

Cintaku yang kelak akan menjadi teman hidup bagi diriku selamanya
Tak dapat dibayangkan betapa bahagianya diriku nanti
Haru dan bahagia pasti dirasakan olehku,cintaku
Dimana kau menggenggam tanganku dan membawaku ke sebuah istana nan indah
Mengukir kisah hidup bersama
Menepis segala badai yang menerpa

Cintaku yang InsyaAllah kelak akan ku cintai selamanya
Kau tahu? Aku pasti akan menerima segala kekuranganmu
Akan ku tutupi segala kelemahanmu
Akan ku singkirkan debu dalam rumah tangga kita
Dan akan ku jadikan engkau sebagai sosok yang sempurna di mata keluargaku,
Agar orang-orang melihat betapa tak salahnya aku memilih dirimu sebagai imamku
Imam yang akan menuntunku ke surga-Nya,
Imam yang akan selalu mengingatkanku ketika salah
Imam yang selalu ada bersamaku dalam  menggapai segala kebahagiaan sejati di akhirat
Sungguh,aku tak sabar menunggumu wahai sosok yang masih ada dalam  rahasia-Nya
Ku sedang menunggu waktu dimana engkau dan aku dipertemukan

Sepucuk Kerinduan



Puisi Novia F.K Setiawan
Sepucuk Kerinduan
Untuk Alm.Ane Yuliani

Derai rinai hujan membasahi
Langkah kaki terdengar,sendiri
Kini ku berdiri di salah satu sudut bumi
Akankah kau sedang melihatku kini?

                                                Kehadiranmu mungkin takkan buat sepi
                                                Tawamu pasti kan kalahkan rinai hujan,kini
                                                Bersama melawannya dengan berlari
                                                Dan yang pasti, lelah itu takkan membebani

Kini kau tlah pergi jauh. amat jauh
Ku ingin membawamu kembali,tapi tak mungkin
Takkan ada lagi senyum yang selalu kau pancarkan
Takkan ada perilaku bodoh yang selalu diperlihatkan

Dan takdir semestinya berjalan
Ku kini selalu terdiam menyepi dalam keramaian
Hanya sunyi,sepi,sendiri
Tak bisakah ia kembali?

                                                
 (Bandung,20 Januari 2017)
                                                                                               
                                               

Mendung Kerinduan



Mendung Kerinduan

Sayup sayup angin mengiringi irama sang mentari
Matahari kali ini tak secerah biasanya
Awan mendung itu terus bersemayam di langit biruku hari ini
Angin terus meniup hingga dedaunan pun ikut menari
                        Kali ini,mendung menghadirkan kerinduan masa kecilku
                        Dengan torehan-torehan indah yang sudah kuukir
                        Ku berlari menggapai kerinduan,tapi ia pergi entah kemana
                        Haruskah aku berteriak meminta ingin kembali?
Tapi kurasa itu tak akan mungkin terjadi
Segenggam takdir itu terus berjalan mengikuti alur kemana harusnya ia pergi
Diriku tak henti berlari dan mengejar takdir tersebut
Tak bisa! Diriku tak bisa! Tuhan,bisakah Kau menolongku lagi?
Aku sangat merindukan tawa yang selalu beriringan dengan tangisan
Rindu nada-nada bocah kecil riang tanpa rasa beban di sela tawanya
Aku sendu,gelisah,lelah dengan segala kedewasaanku kini
Tak bisakah segelintir asa tuk kembali itu Kau hadirkan kembali?










Tugas Besar ICT

Holaaa, ini link Tugas Besar ICT 2018 saya. Boleh disimak, tapi jangan dicopas:) terimakasih TubesICT_Novia Fauziyah KS_F7