PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI WILAYAH KULTUR TURKI
Diajukan untuk memenuhi tugas Sejarah Peradaban Islam
Oleh :
1.
Novia Fauziyah Kurnia Setiawan (1164010113)
2.
Nurazizah (1164010115)
3.
Nurhasanah Siti Jamilah (1164010116)
4.
Rahmayanti Dewi Sutisman (1164010123)
5.
Rianudin (1164010131)
BIMBINGAN KONSELING ISLAM C
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta
Alam,Salawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjunan Nabi
Besar Muhammad SAW. Kami bersyukur,karena makalah ini dapat tersusun dengan
baik,walaupun pasti ada kekurangan dalam makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan
semaksimal mungkin dan mendapatkan banyak bantuan dari buku-buku yang telah
kami baca sebelumnya,juga dari artikel yang kami cari lewat internet. Tak
lupa,kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Dosen Kokom Komala
M.Ag atas tugas yang beliau berikan kepada kami,karena hal tersebut membuat
kami bisa menggali ilmu lebih banyak lagi tentang Sejarah Peradaban
Islam,khususnya mengenai “Sejarah Perkembangan dan Peradaban Islam di Turki”.
Untuk itu kami berterima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi terhadap selesainya
makalah ini.
Terlepas dari itu,kami menyadari banyaknya
kekurangan dari makalah yang telah kami buat ini,baik itu dari segi kalimat
maupun tata bahasa. Oleh karena itu,kami sangat menerima kritik dan saran para
pembaca yang tentunya akan membangun makalah-makalah selanjutnya menjadi lebih
baik lagi.
Akhir kata,kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan menginspirasi bagi para pembaca semua,Aamiin Yaa Robbal
Alamin.
Bandung,17
November 2016
Tim
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar
Daftar
Isi
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang 4
1.2
Tujuan Penulisan 4
1.3
Ruang Lingkup 4
1.4
Metode 4
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Letak Geografis Turky 5
2.2
Masa Awal Turki Sebelum Masuk Islam 6
2.3
Faktor Pendorong dan Penghambat Masuknya Islam di Turki 6
2.4
Masa Kejayaan dan Peradaban Turki Utsmani 6
2.5
Konstatinopel 7
2.6
Faktor Penyebab Kemunduran Turki Utsmani 10
2.7
Turki di bawah Kepemimpinan Mustafa Kemal Ataturk 12
2.8
Turki di bawah Kepemimpinan Erdogan 13
PENUTUP 15
DAFTAR PUSTAKA 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Makalah ini kami tujukan khususnya para
mahasiswa ataupun umum yang belum mengetahui sepenuhnya tentang Sejarah
Perkembangan dan Peradaban Islam di Turki dimana sebagian dari kita belum tahu mengenai
faktor-faktor pendorong ,penghambat,konstantinopel,Turki Utsmani dsb.Apalagi
masyarakat kini tidak terlalu mementingkan hal seperti ini,mereka lebih
menggali ilmu-ilmu umum dibandingkan dengan ilmu agama. Hanya sebagian
masyarakat saja yang menggali ilmu ini. Oleh karena itu,kami selaku Mahasiswa/i
UIN Sunan Gunung Djati Bandung ingin menggali ilmu mengenai Sejarah Peradaban
Islam,dan dengan cara ini kami dapat mengajak pula masyarakat untuk lebih
mengetahui tentang ilmu-ilmu agama.
1.2
Tujuan Penulisan
1.
Untuk memenuhi tugas Sejarah Peradaban Islam dari Ibu Dosen Kokom
Komala M.Ag UIN Sunan Gunung Djati Bandung
2.
Sebagai media sosialisasi dan informasi mengenai Sejarah
Perkembangan dan Peradaban Islam di Turki yang belum masyarakat ketahui
sepenuhnya.
3.
Sebagai referensi bagi mahasiswa/i,siswa/i untuk memenuhi tugasnya
1.3
Ruang Lingkup
Ruang lingkup makalah ini adalah mengenai Sejarah Perkembangan dan
Peradaban Islam di wilayah kultur Turki yang dibagi menjadi 6 bagian.
1.4
Metode
Metode yang digunakan dalam membuat makalah ini adalah dengan mencari
referensi-referensi dari berbagai buku dan dari beberapa website di internet.
BAB II
PEMBAHASAN
Letak Geografis Turki
·
Merupakan negra yang terletak antara dua benua. Yaitu benua Asia
dan benya Eropa. Di Eropa wilayahnya 24.378 km2 , di Asia 814.578 km2.
·
Turki Negara yang mengalami 4 musim:
1)
Musim semi terjadi pada bulan Maret
2)
Musim gugur terjadi pada bulan September
3)
Musim panas terjadi JUni-Agustus
4)
Musim dingin terjadi pada Desember-Januari.
·
Panas di Turki mencapai 40.5oc
Kondisi
Objektif
1)
Turki merupakan Negara yang strategis karena diapit oleh dua benua
yaitu benua Asia dan benua Eropa
2)
Mempunyai dua bentuk kekuasan yaitu (1) kekuasan memerintah dan (2)
kekuasaan menyiarkan dan membela islam
3)
Pada masa itu gencar melakukan perluasan wilayah, sehingga banyak
terdapat tentara
ASAL
MUASAL KERAJAAN TURKI USMANI
Nama
kerajaan Turki Usmani diambil dari nama nenek moyang pertama mereka, Sultan
Utsmani Ibnu Sanji. Awal mula berdiri dinasti ini sebelum tahun 1300. Berasal
dari suku Qoyigh Oghus yang mendiami daerah mongol dan daerah utara Cina.
Kemudian mereka mereka pindah ke Turkistant, Persia Irak. Mereka masuk islam
pada abad ke 9/10 ketika masuk ke Asia Tenggara.
Pada abad ke -13 mereka mendapat
serangan dari bangsa mongol. Kemudian mereka melarikan diri ke saudara mereka
yaitu Turki Saljukdibawah pimpinan Ertoghul, mereka mengabdikan diri kepada
Sultan Aludin yang sedang berperang melawan Binzantium. Berkat bantuan tersebut
akhirnya Binzantium dapat dikalahkan, sultan memberikan hadiah kepada Eroghul
berupa tanah di Asia Kecil. Sejak itu merka membina terus wilayahnya.
Setelah Ertaghol meninggal kemudian kekuasan
digantikan oleh Utsmani (putra Ertaghol). Pada tahun yang sama terjadi kembali
perang yang dilakukan mongol., dan membuat Sultan Aludin terbunuh. Utsman
memproklamasikan kemerdekaany dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya.
Pada tahun yang sama setapak demi setapak wilayah kerajaan diperluas. Sehingga
Turki Usmani termasuk tiga Negara Kerajaan Islam terbesar.
Masa Awal Turki
Sebelum masuk Islam
Pada awalnya
wilayah Turki saat itu dikuasai oleh kerajaan Bizantium, sebuah kerajaan pada
masa itu di awal abad masehi. Yang dikuasai oleh kerajaan Romawi selama kurang
lebih 4 abad. Tahun 395 Romawi terpecah menjadi Romawi Barat dan Timur ditangan
Kerajaan Timur Bizantium dirubah menjadi Kostantinopel dan dijadikan ibukota.
Sedangkan Romawi Barat jatuh ke tangan Barbar (Goth) sekitar tahun 476 M.
Abad ke dua
belas Konstantinopel dikuasai oleh kesultanan Ottoman yang dipimpin oleh
Muhammad al-Fatih dan menurut sejarah masa ini merupakan masa keemasan Turki
Ottoman karena ditopang oleh keislaman yang kental. Kemudian Istanbul menjadi
ibukota Turki Usmani.
Tahun 1453 saat
kesultanan Utsmaniyah mulai berkuasa di Turki, islam makin dominan di Turki.
Gereja-gereja yang merupakan peninggalan Bizantium termasuk Hagia Sophia banyak
dirubah menjadi mesjid. Ini berlangsung hingga tahun 1920an.
FAKTOR PENDORONG DAN
PENGHAMBAT MASUKNYA ISLAM DI TURKI
Faktor Pendorongnya
ialah :
a. Karena di bawah tekanan
keputusan gereja,sama seperti halnya masyarakat di Eropa,Masyarakat Turki pun
sama,mereka menginginkan kebebasan untuk bisa menyuarakan haknya. Hingga saat
Islam masuk,Masyarakat menerima ajaran Islam secara menyeluruh.
b. Faktor internalnya
adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa,tokoh-tokoh pejuang dan
para prajuritnya. Yaitu,tokoh-tokoh yang kuat, tentara yang kompak, dan penuh
percaya diri. Yang tak kalah pentingnya adalah ajaran islam yang ditunjukkan
oleh tentara islam yaitu toleranis, persaudaraan dan tolong-menolong.
Faktor penghambatnya hanya pada saat Turky dibawah kekuasaan Kemal Ataturk, Turky diubah menjadi
Negara secular. Sehingga, ajaran islam sulit masuk pada saat itu.
Masa Kejayaan dan Kemajuan Peradaban Turki Usmani
Pada
awalnya kerajaan Turki Usmani hanya memiliki wilayah yang sangat kecil, namun
dengan adanya dukungan militer, tidak beberapa lama Usmani menjadi Kerajaan
yang besar bertahan dalam kurun waktu yang lama. Setelah Usman meninggal pada 1326 M, puteranya Orkhan (Urkhan) naik tahta
pada usia 42 tahun. Pada periode ini tentara Islam pertama kali masuk ke Eropa.
Orkhan berhasil mereformasi dan membentuk tiga pasukan utama tentara. Pertama,
tentara sipani (tentara reguler) yang mendapatkan gaji tiap bulannya. Kedua,
tentara Hazeb (tentara ireguler) yang digaji pada saat mendapatkan harta
rampasan perang (Mal al-ghanimah). Ketiga tentara Jenisari direkrut pada saat
berumur dua belas tahun, kebanyakan adalah anak-anak Kristen yang dibimbing
Islam dan disiplin yang kuat.
- Bidang Kemiliteran
Para
pemimpin kerajaan Turki Usmani adalah orang-orang yang kuat, sehingga kerajaan dapat melakukan ekspansi dengan cepat
dan luas. Namun, kerajaan Turki Usmani mencapai masa keemasannya bukan
semata-mata karena keunggulan politik para pemimpinnya. Akan tetapi yang
terpenting diantaranya adalah keberanian, ketrampilan, ketangguhan, dan
kekuatan militernya yang sanngup bertempur kapan saja dan dimana sajamasa
keemasannya bukan semata-mata karena keunggulan politik para pemimpinnya. Akan
tetapi yang terpenting diantaranya adalah keberanian, ketrampilan, ketangguhan,
dan kekuatan militernya yang sanngup bertempur kapan saja dan dimana saja.
- Bidang Pemerintahan
terciptanya jaringan pemerintahan
yang teratur. Dalam mengelola wilayah yang luas para raja-raja Turki Usmani senantiasa bertindak
tegas. Dalam struktur pemerintahan, sultan sebagai penguasa tertinggi. Dibantu
oleh shadr al-a’zham (perdana menteri) yang membawahi pasya (gubernur).
Gubernur mengepalai daerah tingkat I dan di bawahnya terdapat beberapa orang
al-Zanaziq atau ‘Alawiyah (bupati).
- Bidang Ilmu Pengetahuan
mereka banyak berkiprah dalam pengembangan seni
arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan masjid yang indah. Seperti masjid
Al-Muhammadi atau masjid Jami’ Sultan Muhammad Al-Fatih, masjid Agung Sulaiman,
dan masjid Abi Ayyub Al-Anshari. Masjid-masjid tersebut dihiasi pula dengan
kaligrafi yang indah. Ada salah satu masjid yang terkenal keindahan
kaligrafinya adalah masjid yang asalnya Gereja Aya Sopia. Yang mana hiasan
kaligrafi itu dijadikan penutup gambar Kristiani yang ada sebelumnya.
KONSTATINOPEL
Kekaisaran
Romawi terpecah dua, Katholik Roma di Vatikan dan Yunani Orthodoks di Byzantium
atau Constantinople yang kini menjadi Istanbul. Perpecahan tersebut sebagai
akibat konflik gereja meskipun dunia masih tetap mengakui keduanya sebagai
pusat peradaban. Constantine The Great memilih kota di selat Bosphorus tersebut
sebagai ibukota, dengan alasan strategis di batas Eropa dan Asia, baik di darat
sebagai salah satu Jalur Sutera maupun di laut antara Laut Tengah dengan Laut
Hitam dan dianggap sebagai titik terbaik sebagai pusat kebudayaan dunia,
setidaknya pada kondisi geopolitik saat itu. Constantinople yang kini menjadi
Istanbul.
Yang mengincar kota ini untuk dikuasai termasuk bangsa Gothik, Avars, Persia, Bulgar, Rusia, Khazar, Arab Muslim dan Pasukan Salib meskipun misi awalnya adalah menguasai Jerusalem. Arab-Muslim terdorong ingin menguasai Byzantium tidak hanya karena nilai strategisnya, tapi juga atas kepercayaan kepada ramalan Rasulullah SAW melalui riwayat Hadits di atas.
Sayangnya, prestasi yang satu itu, yaitu menaklukkan kota kebanggaan bangsa Romawi, Konstantinopel, tidak pernah ada yang mampu melakukannya. Tidak dari kalangan sahabat, tidak juga dari kalangan tabi`in, tidak juga dari kalangan khilafah Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah.
Di masa sahabat, memang pasukan muslim sudah sangat dekat dengan kota itu, bahkan salah satu anggota pasukannya dikuburkan di seberang pantainya, yaitu Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahuanhu. Tetapi tetap saja kota itu belum pernah jatuh ke tangan umat Islam sampai 800 tahun lamanya.
Konstantinopel memang sebuah kota yang sangat kuat, dan hanya sosok yang kuat pula yang dapat menaklukkannya. Sepanjang sejarah kota itu menjadi kota pusat peradaban barat, dimana Kaisar Heraklius bertahta. Kaisar Heraklius adalah penguasa Romawi yang hidup di zaman Nabi SAW, bahkan pernah menerima langsung surat ajakan masuk Islam dari beliau SAW.
Ajakan Nabi SAW kepada sang kaisar memang tidak lantas disambut dengan masuk Islam. Kaisar dengan santun memang menolak masuk Islam, namun juga tidak bermusuhan, atau setidaknya tidak mengajak kepada peperangan.
Yang mengincar kota ini untuk dikuasai termasuk bangsa Gothik, Avars, Persia, Bulgar, Rusia, Khazar, Arab Muslim dan Pasukan Salib meskipun misi awalnya adalah menguasai Jerusalem. Arab-Muslim terdorong ingin menguasai Byzantium tidak hanya karena nilai strategisnya, tapi juga atas kepercayaan kepada ramalan Rasulullah SAW melalui riwayat Hadits di atas.
Sayangnya, prestasi yang satu itu, yaitu menaklukkan kota kebanggaan bangsa Romawi, Konstantinopel, tidak pernah ada yang mampu melakukannya. Tidak dari kalangan sahabat, tidak juga dari kalangan tabi`in, tidak juga dari kalangan khilafah Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah.
Di masa sahabat, memang pasukan muslim sudah sangat dekat dengan kota itu, bahkan salah satu anggota pasukannya dikuburkan di seberang pantainya, yaitu Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahuanhu. Tetapi tetap saja kota itu belum pernah jatuh ke tangan umat Islam sampai 800 tahun lamanya.
Konstantinopel memang sebuah kota yang sangat kuat, dan hanya sosok yang kuat pula yang dapat menaklukkannya. Sepanjang sejarah kota itu menjadi kota pusat peradaban barat, dimana Kaisar Heraklius bertahta. Kaisar Heraklius adalah penguasa Romawi yang hidup di zaman Nabi SAW, bahkan pernah menerima langsung surat ajakan masuk Islam dari beliau SAW.
Ajakan Nabi SAW kepada sang kaisar memang tidak lantas disambut dengan masuk Islam. Kaisar dengan santun memang menolak masuk Islam, namun juga tidak bermusuhan, atau setidaknya tidak mengajak kepada peperangan.
Awal
kurun ke-8 hijriyah, Daulah Utsmaniyah mengadakan kesepakatan bersama Seljuk.
Kerjasama ini memberi nafas baru kepada usaha umat Islam untuk menguasai
Konstantinopel. Usaha pertama dibuat di zaman Sultan Yildirim Bayazid saat dia
mengepung kota itu tahun 796 H/1393 M.
Peluang yang ada telah digunakan oleh Sultan Bayazid untuk memaksa Kaisar
Bizantium menyerahkan Konstantinople secara aman kepada umat Islam. Akan
tetapi, usahanya menemui kegagalan karena datangnya bantuan dari Eropa dan
serbuan bangsa Mongol di bawah pimpinan Timur Lenk.
Selepas Daulah Utsmaniyyah mencapai perkembangan yang lebih maju dan terarah, semangat jihad hidup kembali dengan nafas baru. Hasrat dan kesungguhan itu telah mendorong Sultan Murad II (824-863 H/1421-1451 M) untuk meneruskan usaha menaklukkan Kostantinopel. Beberapa usaha berhasil dibuat untuk mengepung kota itu tetapi dalam masa yang sama terjadi pengkhianatan di pihak umat Islam. Kaisar Bizantium menabur benih fitnah dan mengucar-kacirkan barisan tentara Islam. Usaha Sultan Murad II tidak berhasil sampai pada zaman anak beliau, Sultan Muhammad Al-Fatih (Mehmed II), sultan ke-7 Daulah Utsmaniyyah.
Selepas Daulah Utsmaniyyah mencapai perkembangan yang lebih maju dan terarah, semangat jihad hidup kembali dengan nafas baru. Hasrat dan kesungguhan itu telah mendorong Sultan Murad II (824-863 H/1421-1451 M) untuk meneruskan usaha menaklukkan Kostantinopel. Beberapa usaha berhasil dibuat untuk mengepung kota itu tetapi dalam masa yang sama terjadi pengkhianatan di pihak umat Islam. Kaisar Bizantium menabur benih fitnah dan mengucar-kacirkan barisan tentara Islam. Usaha Sultan Murad II tidak berhasil sampai pada zaman anak beliau, Sultan Muhammad Al-Fatih (Mehmed II), sultan ke-7 Daulah Utsmaniyyah.
Setelah
proses persiapan yang teliti, akhirnya pasukan Sultan Muhammad Al
Kota
dengan benteng >10m tersebut memang sulit ditembus, selain di sisi luar
benteng pun dilindungi oleh parit 7m. Dari sebelah barat pasukan artileri harus
membobol benteng dua lapis, dari arah selatan Laut Marmara pasukan laut Turki
harus berhadapan dengan pelaut Genoa pimpinan Giustiniani dan dari arah timur
armada laut harus masuk ke selat sempit Golden Horn yang sudah dilindungi
dengan rantai besar hingga kapal perang ukuran kecil pun tak bisa lewat.
Berhari-hari hingga berminggu-minggu benteng Byzantium tak bisa jebol, kalaupun runtuh membuat celah maka pasukan Constantine langsung mempertahankan celah tsb dan cepat menutupnya kembali. Usaha lain pun dicoba dengan menggali terowongan di bawah benteng, cukup menimbulkan kepanikan kota, namun juga gagal.
Berhari-hari hingga berminggu-minggu benteng Byzantium tak bisa jebol, kalaupun runtuh membuat celah maka pasukan Constantine langsung mempertahankan celah tsb dan cepat menutupnya kembali. Usaha lain pun dicoba dengan menggali terowongan di bawah benteng, cukup menimbulkan kepanikan kota, namun juga gagal.
Hingga
akhirnya sebuah ide yang terdengar bodoh dilakukan hanya dalam waktu semalam.
Salah satu pertahanan yang agak lemah adalah melalui Teluk Golden Horn yang
sudah dirantai. Ide tersebut akhirnya dilakukan, yaitu dengan memindahkan
kapal-kapal melalui darat untuk menghindari rantai penghalang, hanya dalam semalam
dan 70-an kapal bisa memasuki wilayah Teluk Golden Horn (ini adalah ide
”tergila” pada masa itu namun Taktik ini diakui sebagai antara taktik
peperangan (warfare strategy) yang terbaik di dunia oleh para sejarawan Barat
sendiri).
Sultan Muhammad Al-Fatih pun melancarkan
serangan besar-besaran ke benteng Bizantium di sana. Takbir "Allahu Akbar,
Allahu Akbar!" terus membahana di angkasa Konstantinopel seakan-akan
meruntuhkan langit kota itu. Pada 27 Mei 1453, Sultan Muhammad Al-Fatih bersama
tentaranya berusaha keras membersihkan diri di hadapan Allah Subhana Wa
Ta''ala. Mereka memperbanyak shalat, doa, dan dzikir. Hingga tepat jam 1 pagi
hari Selasa 20 Jumadil Awal 857 H atau bertepatan dengan tanggal 29 Mei 1453 M,
setelah sehari istirahat perang, pasukan Turki Utsmani dibawah komando Sultan
Muhammad II kembali menyerang
Giustiniani
sudah menyarankan Constantine untuk mundur atau menyerah tapi Constantine tetap
konsisten hingga gugur di peperangan. Kabarnya Constantine melepas baju perang
kerajaannya dan bertempur bersama pasukan biasa hingga tak pernah ditemukan
jasadnya. Giustiniani sendiri meninggalkan kota dengan pasukan Genoa-nya.
Kardinal Isidor sendiri lolos dengan menyamar sebagai budak melalui Galata, dan
Pangeran Orkhan gugur di peperangan.
Konstantinopel telah jatuh, penduduk kota
berbondong-bondong berkumpul di Hagia Sophia/ Aya Sofia, dan Sultan Muhammad II
memberi perlindungan kepada semua penduduk, siapapun, baik Yahudi maupun
Kristen karena mereka (penduduk) termasuk non muslim dzimmy (kafir yang harus
dilindungi karena membayar jizyah/pajak), muahad (yang terikat perjanjian), dan
musta’man (yang dilindungi seperti pedagang antar negara) bukan non muslim
harbi (kafir yang harus diperangi). Konstantinopel diubah namanya menjadi
Islambul (Islam Keseluruhannya).
FAKTOR PENYEBAB
KEMUNDURAN TURKI UTSMANI
1) Faktor Internal
Faktor-faktor penyebab yang terjadi di dalam ialah:
a) Luasnya wilayah kekuasaan
Perluasan wilayah yang begitu cepat yang terjadi di daerah Kerajaan Usmani menyebabkan
pemerintah merasa kewalahan dalam melakukan administrasi pemerintahan.
b) Ledakan jumlah penduduk
Perubahan mendasar yang terjadi pada Kerajaan Utsmani ini ialah
membeludaknya jumlah penduduk, jumlah penduduk di Kerajaan Turki Utsmani pada
abad ke-16 bertambah 2 kali lipat dari sebelumnya
c) Heterogenitas penduduk
Dari banyak dan ragamnya penduduk, administrasi yang dibutuhkan juga harus
memadai dan bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka.
d) Kelemahan para penguasa dan sistem demokrasi
Sepeninggalan Sulaiman terjadi pergantian kepemimpinan, tetapi setelah
ditinggalkan oleh Sulaiman di kepemerintahan yang baru ini tidak pandai menata
sistem kepemerintahannya dan juga tidak paham dengan militer sehingga
menyebabkan kekacauan dan susah teratasi.
e) Budaya pungli
Budaya pungli telah merajalela sehingga mengakibatkan dekadensi moral,
terutama dikalangan para pejabat yang sedang memperebutkan kekuasaan.
f) Pemberontakan Tentara Jenissari
Pemberontakan Jenissari ini terjadi sebanyak empat kali, yaitu pada tahun
1525 M, 1632 M, 1727 M, dan 1826 M. Pihak Jenissari ini tidak lagi menerapkan
prinsip seleksi dan prestasi. Keberadaanya didominasi oleh keturuna dan
golongan tertentu yang mengakibatkan ketidak setujuan dan pemberontakan.
g) Merosotnya ekonomi
Akibat peperangan secara terus-menerus, biayapun yang semakin membengkak
ditambah lagi belanja negara yang sangat besar sehingga perekonomian kerjaan
Turki pun merosot.
h) Rendahnya kualitas keislaman
Rendahnya kualitas keislaman dikarenakan tidak adanya kesadaran Islam
yang benar pada mereka dan tidak adanya pemahaman bahwa Islam merupakan sistem
hidup yang sempurna dan mayoritas disana bahwa yang dia ketahui tentang Islam
itu hanya sebatas Ibadah.
i) Mengabaikan Bahasa Arab
Duabaikannya Bahasa Arab yang merupakan bahasa al-Quran dan hadits yang
mulia, sedangkan merupakn sumber asasi bagi syariat Islam.
j) Gonta-ganti pejabat
Pada zaman setelah Sulaiman di kerajaan ini sering menggunta-ganti pemimpin
ditakutkan wilayah itu akan memerdekakan diri. Hali ini menyebabkan kurangnya
pemahaman pejabat baru terhada wilayah yang dipimpinnya.
2) Faktor Eksternal
a. Timbulnya gerakan nasionalisme
Bangsa-bangsa yang tunduk terhadapa Kerajaan Utsmani selama bertahun-tahun
selam ia berkuasa tetapi negara-negara yang sudah terkuasai oleh Utsmani mulai
menyadari kelemahannya, sehingga mereka bangkit untuk melepaskan diri dari
Kerajaan Turki Utsmani walaupun kerajaan tersebut sudah bertahun-tahun berbuat
baik kepada mereka.
b. Terjadinya kemajuan teknologi di Barat,
khususnyaq dalam bidang persenjataan
Pada saat itu di Turki terjadi stagnasi ilmu pengetahuan sehingga ketika
terjadi kontak senjata antara kekuasaan Turki dengan kekuatan Eropa, Turki
selalu menderita kekalahan karena pada saat itu Turki masih menggunalan senjata
trdisional sedangkan di Eropa sudah menggunakan senjata modern.
c. Konspirasi Yahudi menjatuhkan khilafah
Jadi menurut Syaikhul Islam, Musthafa Sabri Mustapa Kamal memiliki hubungan
yang kuat dengan kelompok Yahudi, bahlan ia salah seorang dari mereka
sebagaiman di kuatkan oleh anggota lembaga itthadiyyah dan kamaliyah.
Mereka semua mengikuti upacara ritual freemosanry.
Kemudian
ada juga sebab-sebab langsung yang mendorong kemunduran Kerajaan Turki Usmani
Bisa di kategorikan dalam dua unsur.
a. Nonmiliter
Faktor-faktor non militer yang menyebakan
kemunduran adalah pertama dominasi sultanah atau harematas sultan.
Kedua, merajalelanya korupsi yang menjalar kesemua unsur pemerintahaan dan
militer. Ketiga, adanya kompleksitas bangsa dan agama. Keempat kesulitan
ekonomi dan keuanga. Kelima, karena masih bercokolnya sistem pemerintahan yang
absolut.[12]
b. Militer
Sebab langsung yang berasal dari hal-hal yang
bersifat militer yang membuat kerajaan Turki Usmani mundur adalah munculnya
pemberontakan militer, baik dipusat dan didaerah. Adapula yang berawal dari
ketidak mapuan dalam menghadapi tekanan militer barat. Pemberontakan lain yang
juga mempengaruhi kekuatan Kerajaan Turki Usmani adalah kemunculan
pemberontakan yang berasal dari tentaranya sendiri yaitu
yeniseri
TURKI DI BAWAH KEPEMIMPINAN MUSTAFA KEMAL ATATURK
- Pada bulan Maret 1924 Majelis Kebangsaan mengadakan sidang. Hasil sidang tersebut menetapkan bahwa jabatan khalifah dan jabatan Menteri Syari’at dan waqaf dihapuskan. Langkah berikutnya, demi untuk menyempurnakan ide tentang Turki modern, Mustafa Kemal menghapuskan seluruh institusi keagamaan yang ada dalam pemerintahan. Dia mengumumkan penghapusan mahkamah syariyyah dan menggantikannya dengan mahkamah sipil ala Barat. Lembaga - lembaga pendidikan dan sekolah - sekolah agam dihapuskan, selanjutnya seluruh lembaga pendidikan digabungkan di bawah satu naungan DeparetemenPendidikan.
- yang pertama Mustafa Kemal hendak merubah masjid Abyah Sophia yang hendak dijadikan museum dan kedua menutup masjid raya Al faith yang hendak dijadikan gudang.
- Kemudian Mustafa Kemal melarang poligami, sesuai dengan hokum model scoiss walaupun dalam prakteknya ada sedikit perubahan yaitu bagi mereka yang dianggap kaya dan mampu masih tetap diperbolehkan.
- Percetakan-percetakan dilarang menerbitkan buku-buku yang berbahasa Turki yang menggunakan huruf Arab.
1.
Negeri dan rakyat Turki pada waktu ini (1971 M) boleh dikatakan suatu negara
yang penduduknya masih beragama Islam, tetapi sudah terisolir begitu rupa dari
dunia-dunia Islam yang lain. Kalau dulu di zaman khalifah dan syaikhul Islam,
pengaruh Turki berkumandang ke seluruh pojok dunia maka sekarang hubungan itu
sudah putus sama sekali.
Kalau
dulu Turki dianggap “Imam dunia Islam” dalam soal-soal keagamaan, kebudayaan,
ilmu pengetahuan, tetapi sekarang turki sudah dilupakan oleh dunia Islam. Turki
sekarang sudah dianggap oleh dunia Islam negeri yang penduduknya masih beragama
Islam, tetapi tidak berpengaruh apa-apa lagi. Dalam dunia politik, Turki bukan
lagi suatu imam politik dari negeri - negeri Islam Asia Afrika, tetapi Turki
sudah menjadi makmum, pengekor dari roda politik dunia Barat, tidak bisa lagi
dimasukkan ke dalam kategori negara - negara besar”.
2.
Agama menjadi rusak atau menjadi hilang, akibat dari penukaran Qur’an suci dari
bahasa Arab ke bahasa Turki, begitu juga penukaran upacara-upacara agama,
seperti adzan, sembahyang, berdo’a dari bahasa Arab ke bahasa Turki maka
semuanya jadi centang - prenang dan menjadi kacau. Apalagi bahasa Turki tidak
mempunyai cukup istilah - istilah yang dapat menyerupai 100% apa yang
terkandung di dalam bahasa Arab. Maka pengertian keagamaan pun jadi berubah.
Dari corak yang dibawa Al-Qur’an suci ke corak nasionalis-Turki yang sempit.
3.
Akibat daripada diperbolehkannya wanita Islam kawin dengan pemuda Nashara dan
Yahudi, maka darahnya bangsa Turki sesudah Mustafa Kemal menjadi darah Fifty -
Fifty, 50% darah islam dan 50% darah Nashara atau yahudi, kalau tidak akan
dikatakan menjadi 75% darah Nashara dan darah Yahudi.
TURKI DI
BAWAH KEMIMPINAN ERDOGAN
Dibawah
kepemimpinan Receb Tayyib Erdogan, Turki mengalami kemajuan yang sangat pesat
dalam berbagai bidang. Pertumbuhan ekonomi Turki sangat luar biasa, melebihi
negara-negara Eropa. Angka pengangguran berkurang drastis dan lapangan pekerjaan
terbuka lebar.
Dari
segi layanan umum, nampak terlihat perbedaan yang sangat kontras seperti
prasarana umum Turki yang sangat buruk sebelum Erdogan memimpin Turki dan
berubah menjadi sangat bagus setelah Erdogan memimpin Turki. Jalanan yang
sebelumnya rusak dan becek, berubah menjadi sangat halus setelah Erdogan
memimpin Turki. Kemiskinan yang melanda rakyat Turki berangsur hilang dan
digantikan dengan kesejahteraan masyarakat Turki.
Berikut
ini beberapa potret kondisi sebelum dan sesudah Erdogan memimpin Turki.
1.JILBAB
Sebelum Erdogan memimpin Turki, Muslimah Turki dilarang mengenakan jilbab, karena dianggap sebagai simbol Islam. Bahkan para Muslimah Turki mengenakan jilbab berbentuk dengan mengenakan rambut palsu. Muslimah Turki dilarang keras mengenakan jilbab di Sekolah, kampus, instansi pemerintahan dan tempat umum. Jika ketahuan mengenakan jilbab maka akan dipaksa untuk melepaskanya oleh polisi. Bahkan tidak sedikit Muslimah dihukum gantung karena menolak melepas jilbabnya.
Sebelum Erdogan memimpin Turki, Muslimah Turki dilarang mengenakan jilbab, karena dianggap sebagai simbol Islam. Bahkan para Muslimah Turki mengenakan jilbab berbentuk dengan mengenakan rambut palsu. Muslimah Turki dilarang keras mengenakan jilbab di Sekolah, kampus, instansi pemerintahan dan tempat umum. Jika ketahuan mengenakan jilbab maka akan dipaksa untuk melepaskanya oleh polisi. Bahkan tidak sedikit Muslimah dihukum gantung karena menolak melepas jilbabnya.
Setelah
Erdogan memimpin Turki, larangan jilbab dicabut, para Muslimah bebas mengenakan
jilbab dimanapun, baik di sekolah, kampus, instansi pemerintah dan tempat umum.
Tidak ada lagi kejadian pelepasan jilbab secara paksa.
2. JALAN
Sebelum
Erdogan memimpin Turki mayoritas jalan-jalan di seluruh Turki rusak dan becek.
Setelah Erdogan memimpin Turki jalan-jalan di Turki berubah 180 derajat, menjadi halus dan rapi.
Setelah Erdogan memimpin Turki jalan-jalan di Turki berubah 180 derajat, menjadi halus dan rapi.
3.
KESEHATAN dan RUMAH SAKIT
Sebelum
Erdogan memimpin Turki layanan kesehatan sangat buruk, warga yang akan
memeriksakan kesehatanya harus mengantri sangat panjang dan pelayanan rumah
sakit yang sudah kuno.
Setelah
Erdogan memimpin Turki Tak ada lagi antrian panjang pasien rumah sakit. Telah
dibuat sistem appointment melalui jaringan internet di seluruh rumah sakit
Turi. Sehingga pasien yang akan berobat bisa mendaftarkan diri melalui intenet
terlebih dahulu dan sekaligus dapat memilih dokter yang diinginkan.
Selain
itu sistem modernisasi rumah sakit Turki yang terus dilakukan, alat kesehatan
dimodernisasi, sehingga pelayanan kesehatan semakin membaik di Turki.
4.
SEKOLAH
Sebelum
Erdogan memimpin Turki bangunan sekolah sangat memprihatinkan, sudah berpuluh
tahun tak ada perbaikan. Bahkan banyak terlihat fasilitas belajar seperti meja
yang sangat buruk.
Setelah
Erdogan memimpin Turki bangunan sekolah di renovasi menjadi lebih bersih dan
modern. Sistem pendidikan diperbaiki, bahkan untuk menunjang pendidikan para
murid dibagikan Tablet TouchScreen secara gratis. Sistem pembelajaran bertandar
Eropa dan modern.
PENUTUP
Demikian
yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini,tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami para penulis berharap para pembaca yang baik dapat memberikan
kritik dan saran yang membangun bagi para penulis,hingga nantinya kami dapat
lebih baik dalam membuat makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat berguna
khususnya bagi para penulis,umumnya bagi pembaca.
Terima Kasih
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar